Pages

Banner 468 x 60px

 

Jumat, 04 Mei 2018

Guru Teladan dari Desa Cikalong

1 komentar
 
Sumber: dokumen pribadi 

Guru adalah menunjuk pada seseorang yang harus digugu dan ditiru oleh semua murid bahkan masyarakat. Guru juga adalah suatu jabatan atau profesi yang membutuhkan keahlian khusus. Jika ingin menjadi seorang guru yang professional maka harus menguasai seluk beluk pendidikan serta mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang harus dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Di mata masyarakat guru adalah sosok yang berwibawa dan dihormati. Mereka percaya bahwa dengan adanya guru, anak mereka dapat dididik dan dibentuk kepribadiannya agar menjadi baik dan mempunyai intelektualitas yang tinggi. Menjadi guru itu tidak gampang, perlu adanya semangat, kesabaran, kerja keras, dan ketekunan untuk mencapainya. Seorang guru adalah pemimpin yang cara berpikir, sikap, serta perilakunya menjadi teladan bagi murid-muridnya maupun masyarakat di sekitarnya.

Desa Cikalong adalah termasuk desa yang cukup jauh dari pusat kota. Di Desa Cikalong ini ada seorang guru yang memiliki prestasi yang cukup mengesankan dan dapat menjadi inspirasi bagi calon-calon guru. Nama beliau adalah Mahbub Hadimusa Wikarta, M.Pd. Beliau pernah mendapatkan penghargaan sebagai guru teladan se-Provinsi Jawa Barat. Cara hidup beliau dapat menjadi inspirasi bagi semua orang.

Riwayat hidup Pak Mahbub yaitu beliau adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Ayah beliau bernama Enan (alm.) dan ibu beliau bernama Ramsinah (ibu alm.). Beliau berasal dari latar belakang keluarga yang sederhana. Pak Mahbub dilhairkan di Cikalong, Tasikmalaya pada tanggal 24 November tahun 1960. Riwayat pendidikan beliau yaitu pertama, beliau bersekolah di SDN Gunung Kembang, Desa Cikalong. Kedua, setelah lulus sekolah dasar beliau melanjutkan ke sekolah menegah di SMPN Cikalong. Ketiga, setelah lulus dari sekolah menegah pertama beliau melanjutkan ke sekolah menengah atas yaitu ke Sekolah Guru Olahraga (SGO). Beliau lulus dari SGO pada tahun 1979. Pendidikan beliau tidak berhenti sampai disana beliau tetap melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Beliau melanjutkan pendidikannya ke Universitas Siliwangi, mengambil program sarjana S1 jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Di zaman dahulu setelah lulus dari sekolah menengah atas bisa melamar menjadi seorang guru, dan Pak Mahbub ini melamar pekerjaan menjadi seorang guru di sekolah dasar. Beliau mengajar di SDN Batuwulung, SDN 1 Cikalong, dan SDN Belendang. Saat mengenyam pendidikan di program sarjana S1 beliau sudah menikah dan dikarunia 2 anak lelaki dan 1 anak perempuan.

Beliau merupakan sosok guru yang berprestasi terutama dibidang tulis menulis. Menulis adalah hobi beliau. Karya tulis beliau telah dimuat di beberapa koran dan majalah. Pak Mahbub ini aktif juga mengikuti perlombaan-perlombaan menulis dan pernah empat kali menjadi juara nasional, yakni tiga kali dalam perlombaan menulis karya ilmiah dan satu kali dalam perlombaan menulis cerita rakyat. Beliau juga telah menerbitkan satu buku hasil karnyanya yaitu Kamus Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar 9000 Kata Baku. Dalam perlombaan menulis cerita rakyat beliau meraih juara pertama. Cerita rakyat yang diangkat yaitu cerita rakyat dari daerah Cikalong yang masih dalam bentuk lisan. Dalam proses pembuatan ceritanya beliau melakukan banyak wawancara dari narasumber-narasumber yang sudah lanjut usia. Dalam sayembarnya beliau memberikan judul untuk cerita rakyat ini yaitu dengan judul Delata Menangis. Cerita Delta Menangis ini mencaritakan tentang asal usul nama Cikalong dan Desa Kalapa Genep. Setelah membaca karya tulis beliau yang diberikan dari narasumber saat saya sedang mewawancarinya, bahasa yang digunakan beliau sangat mudah dipahami.

Setelah lulus dari program sarjana S1 dengan segala prestasi yang telah beliau raih, akhirnya beliau melanjutkan pendidikan ke program pascasarjana S2 di UPI Bandung, mengambil Konsentrasi Bahasa Indonesia dan lulus pada tahun 2002. Pendidikan program pascsarjana beliau dibiayai oleh pemerintah pusat dalam bentuk beasiswa guru teladan tahun 2000.

Cara hidup beliau patut di teladani oleh kita. Beliau adalah sosok yang mandiri. Meski sudah berkeluarga, beliau adalah sosok yang pintar membagi waktu. Beliau selalu menuliskan jadwal kegiatan yang akan ia laksanakan dan beliau tidak pernah melanggar apa yang telah ia tetapkan. Kedisiplin, keteguhan, ketekunan, dan merupakan seorang pekerja keras telah menjadikan beliau orang yang sukses dan berprestasi. Tekad beliau dalam mencari ilmu pengetahuan sangat tinggi. Beliau sangat haus akan ilmu pengetahuan dan beliau juga adalah orang yang suka membaca. Beliau telah menjadi orang yang bepengaruh di Desa Cikalong dalam bidang pendidikan. Pekerjaan akhir beliau yaitu menjadi Penilik Luar Sekolah di Desa Panca Tengah, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya. Beliau telah wafat pada usia 48 tahun. Tepatnya pada tanggal 19 Februari tahun 2008.

Informasi tentang kehidupan beliau saya dapatkan dari wawancara dengan adik kandung beliau yaitu bernama Haerudin, S.Pd. Pak Haerudin merupakan guru olahraga SDN Belendang di Desa Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya. Pak Haerudin juga sama lulusan dari Universitas Siliwangi dengan mengambil jurusan Pendidikan Jasmani. Pak Haerudin adalah adik kedua Pak Mahbub. Dari keluarga beliau hanya beliau dan Pak Haerudinlah yang melanjutkan pendidikan hingga sarjana. Sedangkan adik pertama dan ketiganya menempuh jalan yang berbeda dari mereka. Adik pertamanya menjadi seorang petani sedangkan adik ketiganya menjadi seorang pengusaha bordir di daerah Kawalu Tasikmalaya. Untuk mengenyam pendidikan yang tinggi mereka menggunakan uang dari hasil jerih payah sendiri. Semangat, tekad, serta ketekunan Pak Mahbub telah ditularkan ke adik keduanya hingga adik keduanya ini mampu menempuh pendidikan hingga lulus menjadi sarjana. Pelajaran yang dapat kita ambil dari sosok Pak Mahbub ini yaitu jika kita bersungguh-sunguh untuk mencapai sesuatu maka kita akan mendapatkannya.

1 komentar:

Intan N Widyaiswara mengatakan...

Terimakasih kawan kawan jurnalis muda telah menuliskan mengenai ayah saya,senang bercampur haru. Semoga semakin sukses untuk jurnalis muda

Posting Komentar

 
Jurnalis Muda © DKP (Mala) - 2018