Pages

Banner 468 x 60px

 

Sabtu, 10 Maret 2018

Potret Buram Pendidikan di Indonesia

0 komentar

Gambar: diambil di Nurul Ummah Al-Falah Tasikmalaya
Pendidikan merupakan salah satu jembatan untuk membangun dan memperbaiki sebuah bangsa. Kemajuan sebuah bangsa bisa diukur salah satunya melalui pendidikan, di Indonesia sendiri permasalahan mengenai pendidikan tidak pernah habis diperbincangkan. Seperti kata pepatah Ki Hadjar Dewantara, yang memiliki pandangan jika kita ingin merubah nasib bangsa ini adalah melalui sekolah. Di zaman milenial ini, kehidupan terus berkembang dan mengikuti arus globalisasi yang serba modern, kehidupan menjadi konsumtif, serba instan, cepat dan mudah termasuk sekolah, sekolah saat ini menjadi komoditas yang paling disorot.
Sistem pendidikan di Indonesia masih serba kekurangan dan terbatas karena tidak semua sekolah di Indonesia memenuhi standar pendidikan, selain itu banyak pula anak-anak yang belum merasakan pendidikan yang layak, kendati telah 72 tahun merdeka namun belum ada kata merdeka bagi mereka yang hidup di daerah terpencil dengan segala keterbatasan yang dimiliki, karena kemerdekaan dalam belajar belum diraih sepenuhnya.
Daerah terpencil terletak jauh dari pusat pemerintahan, oleh karena itu masyarakat atau peserta didik maupun pendidik yang tinggal di daerah terpencil minim mendapatkan bantuan ataupun pelayanan pendidikan dari pemerintah. Banyak berbagai permasalahan yang muncul dan menghambat proses pendidikan salah satu adalah sarana dan prasarana khususnya di daerah terpencil yang jauh dari pusat kota. Sarana dan prasarana ini meliputi peralatan sekolah sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar, bangunan sekolah dan seluruh isinya, maupun akses jalan yang baik sehingga mudah dijangkau oleh seluruh pihak khususnya peserta didik dan pendidik. Sistem pendidikan di daerah terpencil dengan daerah perkotaan akan sangat terlihat perbedaanya, dimulai dari gedung sekolah yang berada diperkotaan megah-megah dengan seluruh fasilitas yang memadai seperti ruang kelas, perpustakaan, lapang olahraga, laboratorium, sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan, akses jalan baik, transportasi umum mudah ditemukan dan dimanfaatkan, segala dipermudah asalkan ada niat dan kemauan yang sungguh-sungguh dari setiap peserta didik. Namun hal itu sangat berbanding terbalik dengan sekolah-sekolah yang berada di daerah terpencil. Tidak ada fasilitas yang memadai untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, sarana dan prasarana serba kekurangan dan seadanya, akses jalan yang sulit ditempuh, serta jauh dari pusat pemerintah menjadi salah satu penyebab terhambatnya keberhasilan proses belajar mengajar. Padahal masyarakat yang tinggal di kota maupun desa memiliki hak dan kesempatan dalam memperoleh pendidikan yang sama. Tetapi fenomena yang terjadi saat ini menunjukkan bahwa ada ketidakmerataan kualitas maupun sistem pendidikan di Indonesia. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu faktor ketidakmerataan kualitas pendidikan yang berada di kota maupun di daerah terpencil adalah sarana dan prasana yang tidak memadai.
Nurul Ummah Al-Falah salah satu contoh potret masih buramnya pendidikan di Indonesia. Nurul Ummah Al-Falah yang berlokasi di Kampung Babakan, Desa Bojong, Kecamatan Bojong Gambir, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Bangunan sekolah yang tidak layak seperti halnya gubug-gubug yang sudah reyot dan tidak menggambarkan sebuah sekolah walaupun tidak mampu memberikan fasilitas maupun sarana dan prasarana yang memadai seperti sekolah-sekolah pada umumnya.
Bangunan sekolah tersebut beratapkan asbes, berdindingkan bambu, beralaskan tanah. Meja dan kursi dari kayu seadanya, yang tak sesuai ukuran peserta didik. Seluruh murid terpaksa belajar di ruang kelas layaknya kandang ayam karena sekolah yang jauh dari perkampungan dan sulit di akses oleh kendaraan. Hal tersebut adalah salah satu contoh potret buram pendidikan yang ada di Indonesia.
Masalah yang paling menyita perhatian khususnya pendidikan yang berada di daerah terpencil adalah masalah mengenai kualitas pengajar atau guru. Hal tersebut terjadi salah satunya diakibatkan oleh tuntutan mengajar seorang guru di daerah terpencil lebih berat dan peminat guru yang sanggup ditempatkan di daerah terpencil yang masih minim. Salah satu yang menjadi alasan mendasar yaitu minimnya sarana dan prasana yang menjadi penunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Selain itu masalah pendidikan yang masih menjadi momok daerah terpencil adalah keadaan lingkungan dan akses jalan. Di daerah terpencil yang memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan biasanya belum banyak pembangunan-pembangunan seperti halnya di perkotaan, misal pembangunan jalan, jembatan, maupun akses jalan lainnya. Hal ini menjadi salah satu penghambat perjalanan peserta didik dan pendidik yang akan berangkat maupun pulang sekolah.

Dari berbagai permasalahan tersebut menimbulkan berbagai dampak tidak hanya pada pendidikan melainkan pada terhambatnya kemajuan mutu pendidikan terutama di daerah terpencil yang memiliki berbagai keterbatasan dan serba kekurangan tidak akan pernah sama dengan mutu pendidikan di daerah perkotaan. Selain munculnya permasalahan tersebut, juga berdampak pada tertinggalnya pembangunan suatu daerah. Oleh karena itu, suatu daerah akan baik pembangunan dan perkembangannya apabila sistem pendidikannya maju.
Hal tersebut menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah terutama dalam meningkatkan sarana dan prasarana. Disamping itu, pemerintah dan masyarakat juga perlu memberikan perhatian yang lebih, maupun pengawasan yang lebih intensif terutama pendidikan di daerah terpencil. Oleh karena itu, bukan hanya pemerintah yang berperan tetapi harus ada peran dan kesadaran dari masyarakat untuk meningkatkan dan mewujudkan pembangunan daerah dimulai dari memperbaiki dari segi pendidikan, terutama di daerah terpencil yang memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Jurnalis Muda © DKP (Mala) - 2018