Pages

Banner 468 x 60px

 

Selasa, 06 Februari 2018

Hobiku Menjadi Saksi

0 komentar

Seorang wanita berperawakan tidak tinggi dan tidak pendek dapat diperkiraan tingginya 155 cm. Dia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. pembawaannya tenang tampak bijak dan pekerja keras, meskipun tampak kalem namun terkadang bisa bersikap tegas. Dia baru menginjak usia 21 tahun. Saat ini dia sedang menempuh gelar S1 di salah satu Perguruan Tinggi Negeri area Priangan Timur. Semasa kuliah dia membagi waktunya menjadi beberapa bagian, di antaranya untuk bekerja dan kepentingan kuliah.

Dia bekerja di sebuah kantordengan sistem freelance. Terpaksa karena dia harus mampu membagi 24 jam dan tidak terbuang sia-sia. Gajih yang dia dapatkan tidak besar namun cukup untuk membayar keanekaragaman administrasi hidup.

Pekerjaan dijadikan sebagai dunia kedua setelah kampus. Biaya hidup dan biaya kuliah ia tanggung sendirian. Walaupun berat, ia tidak punya pilihan. Pilihan yang ia miliki hanya satu yaitu berhenti kerja berarti berhenti kuliah. Dalam sesaat ada peran orang tua sebagai penambah biaya hidupnya, itupun hanya penambah tidak bisa dijadikan topangan.

Sebagai seorang perempuan dia termasuk perempuan yang memiliki jiwa yang tangguh. Dia mampu menopang beratnya kehkdupan yang amat luar biasa kerasnya. Dia sanggup menentang dan memberikan senyum tanpa arti kepada teman-temannya yang mengajaknya bermain atau nongkrong di caffe. Dalam hati dia selalu berkata "iya, aku ingin seperti mereka, tapi mungkin belum waktunya" ya,mah bagaimana lagi dia tidak sedang terjebak hanya saja sedang berusaha menyeimbangkan kehidupan yang dia rasa semakin hari semakin tinggi tarap yang harus dia tempuh.

Rara, begitulah ia disapa oleh beberapa kenalannya, seperti teman, rekan kerja, bahkan mahasiswa yang mengenalinya. juga dikenal sebagai sosok yang murah senyum, supel, seakan tiada beban dalam hidupnya. Tak ada amarah dan kegelisahan yang ditunjukkan dari dirinya setiap bertemu dengan semua orang yang dikenalnya. Penampilan kesehariannya pun terlihat rapi namun sederhana seperti blus atau gamis hanya kadang-kadang saja dia mengenakan kemeja dan celana jeans layaknya pemuda kekinian.

Dia dilahirkan dari keluarga yang cukup. Namun sayang garis jodoh orang tua nya harus berakhir. Ibunya dan ayahnya berpisah san mempunyai tempat masing-masing yang berjauhan. Orang tua Rara, keduanya mendapatkan pasangan hidup setelah perpisahan tersebut. Itu lah yang menyebabkan dia memilih untuk hidup, sekolah, dan berpenghasilan sendiri.

Perpisahan orang tua terkadang tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada anaknya di kemudian hari. Menjadi anak yang broken home itu sulit. Selalu berada pada titik jenuh dan serba salah. Sehingga sebagian dari mereka selalu gagal melewati masa kenakalan yang mengelilingi mereka.

Beruntung, Rara adalah pribadi yang kuat dan tangguh melawan takdir yang telah diberikan Tuhan sehingga sampai saat ini dia masih berada pada titik positif dan tidak terjerumus pada hal-hal negatif.

Rara merupakan sosok yang unik dan Dia selalu menciptakan hal-hal baru kemudian dia tuangkan dalam sebuah cerita. Bukan sebuah kebetulan dia belajar di jurusan sastra, namun karena memang Rara sudah mengetahui bakatnya sejak SMA. Dengan kuliah di jurusan sastra dia berharap dapat mengasah ilmu yang ia miliki supaya bisa.menjadi penulis yang lebih handal.

Selain kuliah dan bekerja saat ini dia sering mengikuti nuraninya untuk mengerjakan hobi yang dia miliki sejak kecil. Voli. Ya dia sangat suka voli. Di sela-sela kesibukan mengerjakan tugas kuliah dan tugas kantor dia juga masih sempat menyisihkan sedikit waktu yang ia miliki untuk berkumpul bersama team dan bermain voli.

Permainan bola voli bukanlah hobi utama, walaupun dari kecil ia menekuninya. Saat ini dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menulis baik itu puisi, dongeng, atau cerpen sekali-kali. Hobi menulisnya di mulai sejak Rara baru kelas1 SMA. Waktu itu dia mendapatkan tugas menulis cerpen dari guru Bahasa Indonesia SMA nya untuk di lombakan di tingkat kabupaten. Alhasil, karyanya masuk 10 besar dan itu lah yang menjadi motivasi dia yang akhirnya sampai sekarang Rara tidak bisa hidup tanpa menulis.

Karya Rara belum banyak yang tahu, dia lebih sering menyimpan karyanya sebagai arsip perjalan hidupnya atau riwayat kehidupannya, karena menurutnya arsip hidup juga diperlukan., Namun ada juga sebagian yang di unggah ke media sosial seperti blog, facebook, whatsap, instagram dan sebagainya. Sudah beberapa kali dia mengikuti lomba menulis online dan memang karyanya sudah beberapa kali juga mendapat penghargaan.

Perjalanannya yang sering kali berkecimpung di dunia sastra dan dengan orang-orang yang mengerti sastra dijadikannya sebagai ajang inspirasi untuk meningkatkan hobinya dan membuat karya yang lebih baik lagi. Karya tulisnya semakin hari semakin berdalih, dia selalu menjadikan pelajaran hidup yang menimpanya menjadi bahan tulisan yang kemudian dia arsipkan ke dalam sebuah karya. Dia sangat berharap apa yang dia tulis suatu saat akan ada yang memahami, mempelajari, dan mengerti juga dijadikan sebagai bahan pembelajaran hidup orang lain supaya apa yang menimpa dirinya seperti apa yang tertulis dalam buku tersebut tidak akan terulang dan menimpa orang lain.











0 komentar:

Posting Komentar

 
Jurnalis Muda © DKP (Mala) - 2018