Pages

Banner 468 x 60px

 

Jumat, 16 Februari 2018

Mendaki, Perjalanan Bagi Kaum yang Memiliki Jiwa Muda

0 komentar
Instagram.com/panggilajaafah
Setiap orang pasti memiliki kepenatan dan masalahnya masing-masing. Mereka yang bekerja setiap hari, sekolah, bahkan yang hanya bermain-main saja pun akan merasa penat dan lelah. Aktivitas sehari-hari saja sudah menjadi beban apalagi ditambah dengan permasalahan yang mungkin muncul disaat-saat tertentu. Mereka yang sudah merasa lelah biasanya akan memilih mencari hiburan bersama keluarga atau teman.

Bepergian merupakan sebuah perjalanan yang menyenangkan, yang mampu menghilangkan stress yang berkepanjangan. Perjalanan yang dilalui biasanya akan terasa sangat menyenangkan apabila dilakukan bersama keluarga atau teman-teman. Bepergian tak selalu melulu dengan melakukan perjalan jauh, keluar kota atau bahkan luar negeri. Bepergian dengan menyurusi taman, keliling kota atau bahkan hanya mengunjungi tempat-tampat terdekat pun akan terasa menyenangkan.

Berbicara tentang perjalanan, akan sangat menyenangkan apabila pergi ke tempat-tempat yang juga dapat menyalurkan hobi kita. Misalnya, memiliki hobi ke alam bebas maka akan memilih perjalanan dengan mendaki gunung atau ke pantai. Sedangkan yang tidak terlalu suka dengan alam, biasanya akan memilih berdiam diri di rumah atau pergi ke tempat terdekat saja.

Mereka yang telah memiliki keluarga biasanya akan memilih berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, pergi keluar kota atau sekedar mengunjungi sanak keluarga mereka. Berbeda dengan kaula muda. Mereka yang biasanya memiliki hobi berpetualang akan lebih memilih bepergian ke alam bebas, melanjutkan hobi mereka, misalnya dengan mendaki atau sekedar bermain bersama teman. Para remaja dan anak-anak yang terbilang baru menginjak usia remaja ini biasanya akan lebih memilih bermain bersama teman dengan cara berkumpul, mengobrol, membicarakan hobi mereka atau sekedar bercanda. Lain halnya dengan orang-orang dewasa seperti mahasiswa atau orang yang sudah bekerja.

Kaum lelaki dewasa biasanya lebih mencintai alam, mereka menilai alam bisa menghilangkan kepenatan serta memberikan rasa bebas serta menghilangkan stres dari kegiatan mereka sebelumnya. Lain dengan para kaum wanita. Kaum wanita yang dikenal dengan ketidakinginan mereka akan hal-hal yang berbau merepotkan dan melelahkan akan memilih dengan berbelanja atau sekedar “merumpi”. Namun tidak sedikit pula mereka yang juga menyukai alam bebas.

“Dimana bumi dipijak maka di situ langit dijunjung”.

Ungkapan di atas merupakan ungkapan yang dianggap cocok apabila menggambarkan sebuah perjalanan, apalagi perjalanan tersebut ialah pergi ke alam bebas atau pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi.

Mendaki gunung bukan hanya sebuah perjalanan fisik saja, melainkan perjalanan spiritual juga, karena mendaki gunung tidak hanya membutuhkan fisik tapi juga membutuhkan otak dan mental. Fisik memang hal yang paling utama apabila akan mendaki, namun persiapan lainnya pun butuh ketelitian. Seperti peralatan yang harus sesuai dengan Standar Operasional Personal (SOP), kesiapan mental serta peraturan yang harus dipatuhi saat mulai mendaki, diperjalanan atau setelah tiba di puncak. Tutur kata serta tingkah pun harus dijaga karena banyak yang meyakini kalau gunung merupakan tempat yang cukup dianggap memiliki banyak hal mistis. Maka dari itu peraturan yang berlaku harus selalu diikuti.

Tujuan dalam mendaki gunung bukan hanya sampai puncak saja, namun banyak hal yang bisa dipelajari, mulai dari teman serombongan, rombongan lain, dan dari alamnya sendiri. Memang tidak bisa dipungkiri apabila sudah sampai puncak dan mendapatkan pemandangan yang indah, senangnya bukan main. Pemandangan yang terhampar jelas dilihat dari atas puncak gunung akan menghasilkan sensasi yang beda. Sensasi senang serta kepuasan tersendiri ketika melihanya.

Para pendaki biasanya akan menunggu waktu matahari terbit sebagai fenomena yang paling mereka tunggu dan ingin disaksikan. Udara pagi yang menyegarkan, berbeda dengan udara perkotaan yang sudah tercemar dengan berbagai macam polusi. Embun pagi yang membasahi tanah serta tumbuhan yang ada. Pemandangan awan yang menutupi kota, bakk lautan yang membentang tanpa ujung. Hal-hal seperti itulah yang dapat menghilangkan rasa sesak akan aktivitas sehari-hari dan bisa membuat pikiran lebih tenang untuk menghadapi hari selanjutnya.

Namun, masih kebanyakan orang yang merasa sudah sering melakukan mendaki ia akan merasa terlalu percaya diri dan tidak memerhatikan Standar Operasi Personal (SOP) atau aturan yang harus diikuti. Peraturan yang dibuat bukan semata-mata aturan saja, namun aturan tersebut dibuat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena tidak sedikit orang yang mendaki mendapatkan kesulitan bahkan kecelakaan. Ada beberapa kasus pendaki tersesat, terjatuh bahkan sampai meninggal karena tidak tahan dengan suhu gunung yang didaki. Orang-orang yang seperti itu biasanya tidak memerdulikan orang lain. Hal yang seperti inilah yang harus dihindari, karena mendaki bukan hanya sola fisik namun kesolidaritasan bersama orang lain.

Setelah melakukan perjalanan, baik perjalanan jauh atau dekat akan tetap terasa menyenangkan apabila dilakukan bersama keluarga, kerabat, teman, atau orang terdekat. Mendaki memang merupakan salah satu olahraga serta perjalanan yang direkondasikan bagi orang-orang yang menyukai alam serta kebebasan. Melakukan perjalanan yang menyenangkan adalah impian bagi setiap orang. Melakukan perjalanan kamanapun dan bersama siapapun akan terasa menyenangkan apabila dengan hati yang senang. Dengan perjalanan yang juga dapat menyalurkan hobi akan terasa lebih menyenangkan dan mampu mengurangi bahkan menghilangkan rasa lelah akan kegiatan yang dilakukan setiap hari.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Jurnalis Muda © DKP (Mala) - 2018